Rabu, 09 Februari 2022

10 Feb 2022

Hari keempat, isolasi mandiri. Aku dengan dinding bisu dan suara nyanyian kodok yamg memanggil datangnya sang hujan. Tahun ini tak seperti biasa, hujan jarang membasahi bumi. Buat aku, menyedihkan. Tapi buat mereka yang rawan banjir, mungkin menyenangkan. Mereka tidak perlu kehilangan materi, ataupun barang-barang kesayangannya.

Aku sedang asik mengisi keisengan isolasi mandiri ini dengan menonton. Drama, tentu saja. Karena aku melankolis yg phlagmatis kan... 

Tapi tiba-tiba aku rindu...

Bukan karena drama yg ku tonton, karena dramanya tentang rumah tangga. Apa ini karena kejenuhanku dikamar saja? Apakah karena pandemi yg membuat semua aktifitas terbatas?Entahlah... Yang pasti aku merasa rindu.

Rindu tentang masa-masa mudaku...

Ketika aku bisa bermain, tertawa lepas, bercerita tanpa batas, atau berbagi rahasia...

Aku seperti kehilangan moment "kehidupan".

Aku dengan ruangan kecil ini, usia yg tak lagi muda, sendirian menonton drama, atau menulis diary seperti remaja. Aku merasa ini bukan yg seharusnya aku lakukan di usiaku.

Aku seharusnya punya kehidupan yg lebih dari ini!!!

Ah....


Efek isolasi mandiri, pikiranku mulai meracau.


Selama 3 hari sebelumnya, aku banyak tidur. Efek obat²an yang membuatku menjadi putri tidur. Tapi hari ini, rasa kantuk itu hilang. Mungkin tubuhku mulai beradaptasi?


Ayolah, wake up!!! U must do something?!!

But i dont know what? Where? How?


Duhai Allah Sang Pemilik Alam Semesta, bantulah hambaMu ini.... I pray to You, pleaseeee change my life and getting better. I need YOU sooo much...

Please help me

Tidak ada komentar: